Wednesday, July 25, 2012

Laki-laki dari Tuhan Sebagai Pahlawan


Seorang lelaki berumur 17 tahun berkata padaku, “Aku tahu bahwa adalah salah untuk tidur dengan perempuan yang tidak kamu pedulikan, tapi bagaimana jika kamu benar-benar mencintai dia? Kamu lihat, perempuan yang ada bersamaku sekarang, aku rela mati untuknya. Aku serius. Jika seseorang menodongkan sebuah pistol di kepalanya, aku kan menyuruh mereka untuk menembak ku menggantikan dia. Itulah seberapa besar aku mencintai perempuan ini.”

Responku? “Ok, lakukan hal itu.”

Ia melihat kepadaku dengan kebingungan. “Hah?”

Aku menjelaskan padanya, “Matilah untuknya. Lihat : sangat lucu untuk membayangkan sebuah skenario di mana kamu melakukan pengorbanan sebagai pahlawan untuk menyelamatkan nyawa seorang wanita. Tuhan memberikan hasrat yang mulia di hatimu untuk alasan tertentu. Kecuali pacarmu tergabung di suatu organisasi kriminal, ia mungkin tidak akan ada di situasi ditodongkan senjata saat ini. Tetapi, kamu perlu menjaga dia dari seseorang, dan itu adalah dirimu sendiri. Jika kamu benar-benar ingin mati untuknya, biarkanlah nafsu mu mati. Jika kamu ingin menjaga dia, jagalah jiwanya. Dengan kata lain, jika ia ditembak mati oleh seseorang, apakah ia siap untuk bertemu Tuhan? Apakah engkau sudah menjaga kehidupan kekalnya? Atau, mungkin, apakah engkau lebih tertarik dengan badannya dibandingkan jiwanya?”

Laki-laki muda ini bukan seorang yang tidak punya hati. Di mata saya, ia merepresentasikan semua dari kita (laki-laki). Kita semua mempunyai hasrat untuk melakukan hal yang mulia dan berani. Tetapi keinginan kita kadang menjadi ternoda. Tujuan kita tidak selalu semurni seperti yang seharusnya kita ketahui. Pemikiran dan kehendak kita – dan bahkan hati kita – perlu untuk dibentuk sesuai dengan Kebenaran.

Diterjemahkan dan dan dikutip dari “Theology of His Body Theology of Her Body” oleh Jason Evert  http://www.catholiccompany.com/theology-her-body-theology-his-body-p1001137/ atau http://www.amazon.com/Theology-His-Body-Her/dp/193421759X

Tuesday, July 17, 2012

Letter of Pope John Paul II to Women

Thank you, women who are mothers! You have sheltered human beings within yourselves in a unique experience of joy and travail. This experience makes you become God's own smile upon the newborn child, the one who guides your child's first steps, who helps it to grow, and who is the anchor as the child makes its way along the journey of life.

Thank you, women who are wives! You irrevocably join your future to that of your husbands, in a relationship of mutual giving, at the service of love and life.

Thank you, women who are daughters and women who are sisters! Into the heart of the family, and then of all society, you bring the richness of your sensitivity, your intuitiveness, your generosity and fidelity.

Thank you, women who work! You are present and active in every area of life-social, economic, cultural, artistic and political. In this way you make an indispensable contribution to the growth of a culture which unites reason and feeling, to a model of life ever open to the sense of "mystery", to the establishment of economic and political structures ever more worthy of humanity.

Thank you, consecrated women! Following the example of the greatest of women, the Mother of Jesus Christ, the Incarnate Word, you open yourselves with obedience and fidelity to the gift of God's love. You help the Church and all mankind to experience a "spousal" relationship to God, one which magnificently expresses the fellowship which God wishes to establish with his creatures.

Thank you, every woman, for the simple fact of being a woman! Through the insight which is so much a part of your womanhood you enrich the world's understanding and help to make human relations more honest and authentic.





Web Site Hit Counters
Website Hit Counter