Wednesday, November 16, 2011

Fake Jewelry

The power of counterfeits: The devil dresses people up in fake jewelry, so that when they see true riches they say "I already have that, don't need anymore." And they pass it by. 
Fake jewelry is beautiful, sparkly, but worthless. No one can tell the difference until they see the real thing.
Learn to identify fake jewelry, get rid of it, and stay away from people who sell it.

Mengayuh Sepeda

Pagi ini, aku membayangkan perjalanan hidup itu seperti perjalanan mengayuh sepeda.
Lucunya, sepedanya bermacam-macam.
Ada yang punya roda yang besar, ada juga yang rodanya kecil.
Banyak faktor yang mempengaruhi kecepatan kayuh.
Selain besar roda, ada alat kayuh, gear, dan rantainya.
Supaya aman di jalan yang menurun, sepedaku juga harus ada rem nya.

Aku membayangkan aku sedang mengayuh sepedaku.
Saat itu pula, aku melihat orang-orang yang mengayuh di sekitarku.
Keluargaku, saudara-saudaraku, teman-temanku, dan semua orang yang pernah kuketahui cerita hidupnya.
Kadang aku berpikir, kenapa yang satu bisa lebih cepat maju dari yang lainnya? Kenapa sepertinya mereka akan lebih cepat sampai dibandingkan aku?

Aku memikirkan sebuah permenungan.
Sepeda itu seperti talenta yang diberikan pada setiap orang.
Ada yang sekali kayuh langsung jauh, ada yang cepat sampai. Ada juga yang sepertinya kesusahan saat mengayuh.
Tapi kupikir, aku diberikan juga berbagai cara untuk menguasai sepedaku.
Kalau rodaku kecil, aku diberikan energi yang lebih banyak untuk dapat terus mengayuh tanpa lelah.
Kalau rodaku besar, mungkin lebih berat untuk mengayuhnya, tapi sekali kayuh akan lebih jauh yang dicapai.
Kalau jalanku perlahan, mungkin karena aku belum bisa menguasai remku dengan baik.

Pada akhirnya, selain diukur pencapaian ku, juga dilihat kapasitas sepedaku.
Bukan hanya dari seberapa jauh aku melaju, tapi dari seberapa pandai aku melaju dengan sepedaku.
Jalurku berbeda dengan jalur orang lain.
Mungkin jalurku lebih lurus, tapi lebih jauh.
Mungkin jalurnya lebih pendek, tapi lebih berliku.
Setiap orang akan menilai dirinya masing-masing.

Apakah aku masih rajin mengayuh sepedaku?
Jangan berhenti dan tetaplah mengayuh.



Luisa, November 16th, 2011 

Tuesday, November 15, 2011

Faith and the Lie


What is Faith? 
As Christians we know that there is a spiritual world and a physical world. But we don't see the spiritual world with our eyes or hear it with our ears, yet it is still there.
Faith is simply acting according to what we know it true in the spiritual world, no matter what the physical world tells us.
But to believe the physical world and ignore the spiritual world is to believe the Lie.
It's that simple.
Are you walking in faith or the Lie?

From dailylessons

Liputan TLC 2011 - TOBIT – “Save Sex” – by Luisa (@georgialuisa) dan Irene (@sihijau)

 Satu per satu peserta mulai berdatangan ke ruangan tempat diselenggarakan topik “Save Sex” yang dibawakan oleh TOBIT (Theology of The Body InsighT), salah satu lembaga pewartaan Teologi Tubuh (Theology of The Body) dari komunitas Domus Cordis. MC langsung mencairkan suasana dengan mengajak peserta saling bersalam-salaman. Tidak lama, acara langsung dibuka, “Haleluya ku memujiMu Tuhan..” peserta semakin bertambah dengan ajakan puji-pujian yang meriah. Kemudian dilanjutkan dengan pujian Yesus yang membuat suasana semakin mencair.\(^o^)/

Acara dimulai dengan doa, dan suasana menjadi hening. “Dan ku ingin mengenalMu Tuhan, lebih dalam dari s’mua yang kukenal…,” begitulah lagu dikumandangkan dan para peserta mulai masuk dalam penyembahan.

Dr. Lia B. Ariefano membuka session dengan perkenalan kak Rika, sapaan akrab dari Yurika, sebagai pembicara session ini yang menjabat sebagai salah satu direksi dari TOBIT. Kak Yurikapun memulai dengan pertanyaan “Kenapa kita akan membicarakan tentang Save Sex?” Sex biasanya menjadi topik yang utama yang ada dalam pertimbangan dan pilihan-pilihan kita. 

Paus Yohanes Paulus II pada Yubelium tahun 2000 memberikan suatu permenungan berjudul “Culture of Death”. Dari permenungan ini disampaikan bahwa terdapat budaya kematian di sekitar orang muda. Kak Yurika mengajak peserta melihat gambar pada slide yang cukup membuat dia shock. Pada slide tersebut terdapat gambar Paris Hilton dan dibawah gambar tersebut ada suatu yaitu , “Kalo Yesus mati buat dosa-dosa lo, kenapa juga nggak nikmatin aja semuanya?” Jadi, pernyataan ini banyak dikutip orang-orag muda karena mereka menganggap tidak ada yang pasti di dunia ini (budaya relativisme) : “If you feel It, just do it”.

Menurut hasil survey mengenai Perilaku Seksual Remaja dari Komisi Perlindungan Anak yang pernah ditayangkan di SCTV, disampaikan bahwa 93,7% pernah ciuman, petting, dan oral seks; 62,7% remaja SMP tidak perawan; 21,2% remaja SMU pernah aborsi, dan 97% pernah nonton film porno. Ini berarti, seks bebas di Indonesia sudah menjadi hal yang umum bagi orang muda usia remaja. Pada kesimpulan berikutnya dinyatakan bahwa 63% remaja berhubungan seks di luar nikah, dan tiga juta kasus aborsi ditemukan.

Fakta lainnya yaitu dari hasil survey di Amerika, para remaja saat pertama kali masuk kampus, 47% mereka menentang aborsi. Setelah selesai kuliah, hanya 27% yang menentang aborsi.  Hal ini cukup menunjukkan bahwa seks menjadi sebuah hal yang tidak lagi berharga dimata mereka sehingga seks “seperti” bisa dibeli di pinggir jalan. Terlihat sekarang bahwa anak di bawah usia, sudah dapat dengan mudah mengakses internet dimana internet telah  menjadi suatu media yang menyediakan semuanya hal termasuk pornografi. 

Ketika seseorang melakukan seks bebas, maka ia secara tidak langsung menempatkan dirinya sebagai seseorang yang ingin bunuh diri dengan satu peluru. Tidak tahu kapan peluru akan meletus tapi tiba-tiba dia bisa mati. Seks bebas bisa membuat mereka merasa tidak berharga, bersalah, dan sebagainya.

Di dalam World Youth Day 2008, demikian didengung-dengungkan mengenai hal ini: “Tubuh, sesungguhnya, dan hanya Tubuh, mampu membuat terlihat apa yang tidak terlihat; yang spiritual dan yang ilahi. “ Tubuh manusia dikatakan dalam Alkitab sungguh amat baik adanya yaitu bahwa manusia adalah ciptaan yang secitra dan segambar dengan Allah.

Sejak saat itu juga manusia telah memiliki dorongan untuk keinginan bersatu dengan sesamanya. Adam tidak melihat macan seperti Ia melihat Hawa, yang serupa dan sepadan dengannya, ciptaan yang secitra dengan Allah.

Dengan melihat tubuh orang-orang di sekeliling, maka kita telah melihat citra Allah yang tergambar dalam diri sesama. Sebenarnya bahwa seks itu tidak kotor, karena telah diciptakan segambar dan secitra dengan adanya kita. Faktanya ketika kita berhubugan badan secara bebas, sebenarnya kita telah memanipulasi tubuh kita.  Jadi, kebenarannya adalah sex akan menjadi kebahagiaan sejati kalau kita menempatkan sex di dalam rencana Allah yang sesungguhnya. 

Tubuh kita berbicara tentang cinta sejati. Ada sesuatu yang spiritual dan Ilahi yang sudah dicetak dalam tubuh manusia, yang disebut bahasa cinta sejati. Bahasa tubuh ini memiliki empat ciri. Jika empat ciri tidak dipenuhi, maka persatuan tubuh (seks) akan menghancurkan diri kita, diri orang lain, baik rohani ataupun jasmani. Empat ciri tersebut adalah Bebas, Total, Setia, dan Berbuah. Persatuan tubuh sesuai dengan desain yang diciptakan oleh Allah mempunya arti nupsial tubuh  dengan keempat ciri tersebut. Ketika seseorang menghindari salah satu cirinya, misalnya berbuah, dengan penggunaan alat kontrasepsi, maka membuat tubuh kita bukan menjadi gambar Tubuh Allah (Image of God).
Kak Rika memberikan kita sebuah quotes yang dikutip dari Paus Yohannes Paulus II yaitu “Real love is demanding. I would fail in my mission if I didn’t tell you so. Love demands a personal commitment to the will of God.  Dan sebuah kutipan lainnya yang diambil Mother Theresa yaitu bahwa “Hadiah yang paling berharga bagi pasangan Anda di hari pernikahan adalah hadiah keperawanan.”

Kak Rika juga menyampaikan , “Chastity is not about our past”. Artinya, kalau kita tahu kebenarannya yang sejati, itu kembali pada pilihan kita saat ini, apakah kita ingin kembali kepada Image of God yang telah Tuhan berikan kepada kita. Bahkan ketika kita sudah tidak virgin secara jasmani, Allah tertarik dengan kemurnian (virginity) dari hati kita.

Terakhir ia menyampaikan yaitu Chastity is the sure way to happiness. Melalui kemurnian seksual-dan hanya lewat kemurnian seksual-seluruh augerah sebagai seorang wanita akan merekah dalam dirimu. Jagalah “siapa” kamu, maka “bagaimana” akan menemukan caranya sendiri. Nilai yang mengarahkan keinginan dorongan dan sikap seksual kita pada arti kebenaran dari cinta. Bahwa cinta tidak pernah mengambil, merampas untuk kepuasanku, kesenanganku. Tetapi cinta selalu bersifat “giving” atau memberi.  

Acara ditutup kak Rika dengan menjawab 2 pertanyaan dari peserta yaitu:

Membahas soal kemurnian seks. Bagaimana bila seseorang memiliki kecenderungan homoseksual? Bukankah sebenarnya ada kelainan seksual?”

Kak Rika pun menjawab bahwa dorongan seksual seseorang terhadap sesama jenis bukan sesuatu yang dosa. Karena hal ini terjadi dari berbagai sebab. Pada dasarnya manusia memiliki original solitude (kesendirian asali). Tetapi hal tersebut akan menjadi dosa kalau dituangkan dalam aktivitas. Karena tidak memenuhi 4 ciri arti nupsial tubuh. Tidak bebas, belum tentu total dan setia, apalagi berbuah. Allah digambarkan dalam gereja sebagai gambaran laki-laki. Karena dalam tubuhnya ketika bersatu, yang bisa memberi (sperma) hanya pria dan yang menerima adalah wanita. Sehingga jika dilakukan dengan  sesama jenis, maka batallah ciri yang ke empat. 

“Di Indonesia persepsi tentang seks adalah tabu. Bagaimana cara menerapkan pendidikan seks di indo dengan budaya kita?”

Sebenarnya, permasalahan ini terjadi hamper di semua Negara. Di Negara baratpun yang terbuka berbicara tentang seks pun memiliki problem yang sama dalam menangani seks bebas. Seks dianggap jadi nothing, bukan precious gift yang ada diperuntukkan sesuai dengan kehendak Allah.  Setelah berita tentang chastity di beritahukan di Amerika, itu membawa perubahan gaya hidup.

Tuesday, November 8, 2011

Liturgical Cow: Komunitas dan Bedhol Desa....

Liturgical Cow: Komunitas dan Bedhol Desa....: Tanggal 5 November 2011, Keuskupan Agung Jakarta (KAJ) mengadakan event untuk menjaring orang-orang muda KAJ. Salah satu kegiatan dari event...


Web Site Hit Counters
Website Hit Counter