Monday, March 21, 2011

Peri Loteng

Peri Loteng
           
Namaku Mi. Kata ayahku, namaku yang sesingkat ini, “mi”, karena tangisan bayi (aku) pertama adalah ketika ayahku menekan tuts “mi” pada piano tuanya. Alasan yang aneh, bahkan aku sendiri tertawa mendengarnya. Sekarang aku sudah duduk di kelas 4 SD.
            Di sekolahku, teman-teman sedang ramai membicarakan tentang peri loteng. Ini karena ada sebuah film kartun yang sedang tenar di kota kami. Walaupun yang lain ribut, aku diam saja. Banyak teman di sekolah tidak suka padaku karena aku tidak bisa tersenyum. Mereka selalu bilang padaku “kamu satu-satunya anak yang tidak akan pernah bertemu peri loteng, karena kamu tak punya senyuman manis.” Yang pertama kali berkata begitu adalah Ann, anak yang sering berlagak ramah padaku. Ann tidak seperti itu, pikirku. Ia hanya tersenyum pada sahabat-sahabat baiknya. Ya, ia tersenyum padaku, tapi senyuman mencibir! Aku sangat kesal padanya.
            Peri loteng? Memang siapa yang ingin bertemu dengannya? Aku tidak ingin kok. Itu hanya tokoh film, seperti kata pamanku. Ia tak sungguh-sungguh ada. Ia “hanya” sebuah khayalan, aku terus mencoba berpikir begitu. Karena aku tidak menyangka apa yang akan terjadi setelahnya. . .
            Malam itu, aku tiduk di kamarku sendirian. Tentu, karena aku anak tunggal. Tiba-tiba, di malam yang sunyi itu, sesuatu jatuh menimpaku. “Bruk!” Aku terkejut dan terbangun. Benda kecil lembut itu terkulai di dekat tanganku, aku mengangkatnya di telapak tanganku dan menghidupkan lampu.
            Aku terkejut bukan main. Ia terlihat seperti… seperti.. seorang peri. Seorang peri mungil. Aku berbisik : “Siapa kamu?” “Aku peri loteng dari atap rumah ini, aku terpeleset jatuh ke sini.” Ini pasti mimpi, pikirku. Ku cubit pipi kananku dan sakit rasanya.
            Aku ternganga. “Tidak mungkin! Aku tidak akan pernah melihat peri karena aku tak punya senyuman manis!” aku menegaskan. Peri itu tertawa seperti terkikik. “Hihi.. kamu percaya dengan omongan si sombong itu?” katanya. “Bagaimana kamu bisa tahu?” sahutku. “Tentu saja! Aku kan bisa mengetahui pikiran anak-anak hanya dengan menyentuh tangannya. Ku beri tahu satu rahasia ya, dia sendiri tidak pernah melihat peri. Ia hanya iri padamu karena ia tidak punya senyuman semanis yang kau punya,” Kata si peri.
            “Aku tidak percaya. Aku memang tak bisa dan tak punya senyuman manis,” kataku dengan cemberut. Tiba-tiba sang peri mungil membuat lingkaran di depanku dan tampaklah sebuah cermin. “Tersenyumlah,” katanya dengan tersenyum padaku. Perlahan aku mulai menarik kedua ujung bibirku dan di cermin itulah terlihat senyuman yang sangat manis. Aku menyadarinya. Aku bisa melihat peri loteng. Aku punya senyuman manis.

(Luisa, suatu hari di tahun 2009) 

Bintang * , aku masih ingin berkarya


Hari ini aku merasa bosan. Entah kenapa. Banyak rencana yang ingin kulakukan, tapi entah kenapa begitu sulit untuk memulainya. Aku pernah shoutout quote di facebook: “Langkah ke seratus atau langkah ke seribu selalu diawali oleh langkah pertama”. Quote itu aku denger dari radio di mobil waktu macet. Memang aku menyadari, mudah untuk berkata, tapi susah untuk melakukannya.

Sore tadi aku berenang. Langit biru gelap tertutup awan kemerahan. Aku teringat tadi siang melihat rumah dengan perpaduan warna oranye, biru tua, dan kemerahan di TV. Aku sempat berpikir itu perpaduan yang sangat tidak cocok. Tapi saat langit menunjukkan hal serupa, aku berpikir bahwa kadang aku terlalu cepat untuk menilai sesuatu dengan tidak baik.

Langit yang cerah malam ini dihiasi oleh sebuah bintang kecil yang bersinar. Aku jarang sekali melihat bintang di langit, karena di Jakarta jarang sekali langit jernih tanpa awan atau asap yang menghalangi. Penampilan bintang itu membawa suatu suasana yang berbeda. Walaupun langit gelap dan bintang-bintang yang lain bersembunyi, ia tetap bersinar dengan sinarnya yang mungil.

Bintang itu menghadirkan kembali perkataan guru lukisku waktu aku masih SD. Beliau meminta kami untuk menutup mata dan mencari suatu titik cahaya di dalam kegelapan, mengejarnya dan jangan pernah kehilangan cahaya itu. Waktu itu mungkin aku belum menemukannya, tapi kadang susah bagiku untuk menemukan sesuatu yang tepat di antara banyak hal serupa yang ada di sekelilingnya.

Bintang itu mungkin talentaku, salah satu hal yang akan kulakukan dan kuberikan dengan segenap hati. Walaupun aku belum tahu bintang mana yang harus kupilih, tapi aku ingin belajar menjadi bintang kecil itu. Tetap bersinar dengan kapasitas yang ia miliki. Dengan hal itulah waktu akan menjawabnya, saat muncul suatu bintang yang akan berpendar lebih daripada yang lain. Lebih baik berkarya daripada diam membisu. Dan aku masih ingin berkarya.

(Luisa, ditulis pada Kamis, 19 Agustus 2010, 23:11 pm)

Between You and HIM

Terkadang orang berpikir secara tidak masuk akal dan bersikap egois.
Tetapi, bagaimanapun juga, terimalah mereka apa adanya.

Apabila engkau berbuat baik, orang lain mungkin akan berprasangka bahwa ada maksud-maksud buruk di balik perbuatan baik yang kau lakukan itu.
Tetapi, tetaplah berbuat baik selalu.

Apabila engkau sukses, engkau mungkin akan mempunyai musuh dan juga
teman-teman yang iri hati atau cemburu.
Tetapi teruskanlah kesuksesanmu itu.

Apabila engkau jujur dan terbuka, orang lain mungkin akan menipumu.
Tetapi, tetaplah bersikap jujur dan terbuka setiap saat.

Apa yang telah engkau bangun bertahun-tahun lamanya, dapat dihancurkan orang dalam satu malam saja.
Tetapi, janganlah berhenti dan tetaplah membangun.

Apabila engkau menemukan kedamaian dan kebahagiaan di dalam hati, orang lain mungkin akan iri hati kepadamu.
Tetapi, tetaplah berbahagia.

Kebaikan yang kau lakukan hari ini, mungkin besok dilupakan orang. Tetapi, teruslah berbuat baik.

Berikan yang terbaik dari apa yang kau miliki dan itu mungkin tidak akan
pernah cukup.
Tetapi, tetap berikanlah yang terbaik.


Sadarilah bahwa semuanya itu ada di antara engkau dan Tuhan. Tidak akan pernah ada antara engkau dan orang lain.
Jangan pedulikan apa yang orang lain pikir atas perbuatan baik yang kau lakukan.
Tetapi percayalah bahwa mata Tuhan tertuju pada orang-orang jujur dan Dia sanggup melihat ketulusan hatimu.


Mother Theresa

Batu Doa


Pada waktu saya mengajar anak-anak kelas tiga tentang doa, saya mengakhiri pelajaran dengan mengajak mereka berdoa…

Saya telah mempersiapkan batu-batu dengan ukuran yang cocok, dan saya memberikan satu batu beserta selembar kain kecil (kain milik saya bergambar wajah yang tersenyum) kepada masing-masing anak. Anak-anak membungkus batu dengan kain serta mengikatnya dengan pita. Kemudian saya memberi mereka masing-masing sebuah puisi “Batu Doa” untuk diikatkan pada batu.

Saya membaca puisi dengan keras dan anak-anak semua tertawa terbahak-bahak - mereka menganggapnya lucu. Tetapi, puisi itu segera memancing pembicaraan tentang doa pagi dan doa malam. Bahkan sebelumnya tidak pernah terpikir oleh beberapa anak untuk mengucapkan doa pagi!

Saya menemukan cara menarik untuk mengikatkan puisi pada batu. Saya mengetik puisi 'Batu Doa' dan mencetaknya dengan kertas komputer biasa. Kemudian print-out saya lekatkan pada kartu nama berwarna putih. Saya menggunakan gunting zig-zag untuk memotongnya dan melubangi ujungnya dengan perforator.  Anak-anak mengikatkan puisi pada batu dengan pita. Label puisi itu sendiri tampak seolah-olah dicetak di atas kertas khusus. Sangat indah. Sekarang saya menggunakannya sebagai label hadiah Natal. Inilah puisi Batu Doa itu:

BATU DOA
Akulah batu doamu yang mungil dan inilah yang akan kulakukan:

http://yesaya.indocell.net/1x1.gif
Letakkan aku di atas bantalmu hingga malam tiba.
Kemudian naiklah ke atas ranjangmu.

Dan ADUH!
Batu doamu yang mungil akan meninju kepalamu.
Kamu jadi ingat bahwa hari telah berlalu.
http://yesaya.indocell.net/1x1.gif
Berlutut dan ucapkan doamu
seturut hatimu.
http://yesaya.indocell.net/1x1.gif
Jika telah selesai doamu
buang saja aku ke lantai.
http://yesaya.indocell.net/1x1.gif
Aku'kan tinggal di sana sepanjang malam
untuk membantumu sekali lagi.
Ketika kau bangun esok pagi

KLOTHAK!
Tersandung kakimu.
Jadi teringatlah kamu
akan doa pagimu
sebelum kamu pergi.

Letakkan aku kembali di atas bantalmu,
jika sudah rapi ranjangmu.
http://yesaya.indocell.net/1x1.gif
Dan batu doamu yang kecil serta pintar ini
akan tetap menolongmu.
http://yesaya.indocell.net/1x1.gif
Sebab Bapamu yang di surga
sangat mengasihi dan mencintaimu.
http://yesaya.indocell.net/1x1.gif
Ia ingin kamu ingat
untuk berbicara kepada-Nya,
mengertikah kamu?


http://yesaya.indocell.net/1x1.gif
Just repost from : http://yesaya.indocell.net/id453.htm (I repost it here because I love it, thx to the author :))

Sunday, March 20, 2011

Who am I


album: Casting Crowns (2003)

Who am I, that the Lord of all the earth
Would care to know my name
Would care to feel my hurt
Who am I, that the Bright and Morning Star
Would choose to light the way
For my ever wandering heart

Not because of who I am
But because of what You've done
Not because of what I've done
But because of who You are

I am a flower quickly fading
Here today and gone tomorrow
A wave tossed in the ocean
Vapor in the wind
Still You hear me when I'm calling
Lord, You catch me when I'm falling
And You've told me who I am
I am Yours, I am Yours

Who am I, that the eyes that see my sin
Would look on me with love and watch me rise again
Who am I, that the voice that calmed the sea
Would call out through the rain
And calm the storm in me

Not because of who I am
But because of what You've done
Not because of what I've done
But because of who You are

I am a flower quickly fading
Here today and gone tomorrow
A wave tossed in the ocean
Vapor in the wind
Still You hear me when I'm calling
Lord, You catch me when I'm falling
And You've told me who I am
I am Yours

Not because of who I am
But because of what You've done
Not because of what I've done
But because of who You are

I am a flower quickly fading
Here today and gone tomorrow
A wave tossed in the ocean
Vapor in the wind
Still You hear me when I'm calling
Lord, You catch me when I'm falling
And You've told me who I am
I am Yours

I am Yours
Whom shall I fear
Whom shall I fear
'Cause I am Yours
I am Yours

Anda adalah Anda

Anda adalah Anda karena suatu alasan
Anda adalah bagian dari suatu rencana yang kompleks.
Anda adalah suatu rancangan unik yang berharga dan sempurna, disebut lelaki atau perempuan khusus milik ALLAH.

Anda bertampang seperti Anda karena suatu alasan,
ALLAH kita tidak membuat kesalahan.
DIA merajut Anda menjadi satu di dalam kandungan,
Anda benar-benar  sesuai dengan gambaran yang ingin DIA ciptakan.

Orang-tua yang Anda miliki adalah orang-tua yang DIA pilih,
dan tidak peduli bagaimana perasaan Anda,
Mereka dirancang dengan pertimbangan rencana ALLAH
Dan mereka memiliki meterai TUHAN.

Tidak, trauma yang Anda hadapi tidaklah mudah.
Dan ALLAH menangis karena trauma itu begitu menyakiti Anda;
Tetapi itu diizinkanNYA untuk membentuk hati Anda
Supaya Anda bertumbuh menjadi serupa denganNYA.

Anda adalah Anda karena suatu alasan,
Anda telah dibentuk dengan tongkat  TUHAN.
Anda adalah Anda, kekasih
Karena ada ALLAH !


Russel Kelfer


Web Site Hit Counters
Website Hit Counter